Pentas Monolog Cut Nyak Dhien Hipnosis Pelaku Seni di Kudus

Sabtu, 30 Juni 2018 - 20:30 WIB
Pentas Monolog Cut Nyak...
Pentas Monolog Cut Nyak Dhien Hipnosis Pelaku Seni di Kudus
A A A
KUDUS - Penampilan Sha Ine Febriyanti dalam Pentas Monolog Cut Nyak Dhien, mampu menghipnosis ratusan pengunjung yang memadati gedung pertunjukan di Universitas Muria Kudus, Jawa Tengah, Kamis (28/6/2018) malam. Sha Ine Febriyanto yang merupakan aktor sekaligus sutradara pentas monolog ini tampil menawan dan hidup dalam memerankan sosok Cut Nyak Dhien.

“Sebagai seorang pejuang dan juga seorang ibu, Cut Nyak Dhien, melalui cerita sejarahnya banyak memberikan inspirasi bagi saya. Inilah yang menggerakan saya untuk memperkenalkan cerita beliau kepada khalayak ramai. Dari Cut Nyak Dhien, kita belajar tentang keberanian, prinsip serta perlawanan sekuat-kuatnya dan tak henti,” ungkap Ine.

Monolog Cut Nyak Dhien mengangkat sisi perempuan Cut Nyak Dhien sebagai seorang istri dan ibu yang juga goyah ketika kehilangan menghampiri kehidupannya. Dikenal sebagai seorang perempuan pejuang perkasa, Cut Nyak Dhien tak pernah menunjukkan kepedihan hati maupun dukanya saat ditinggal pergi orang yang dikasihinya, sang suami, Teuku Ibrahim ataupun Teuku Umar. Sebagai seorang ibu, Cut Nyak Dhien harus tetap terlihat tegar di depan anaknya, juga di depan mereka yang membutuhkan tuntunan dan kepemimpinannya.

“Nama Cut Nyak Dhien sudah tidak asing lagi terdengar di telinga kita. Sejak berada di bangku sekolah dasar, Cut Nyak Dhien diperkenalkan kepada kita sebagai seorang perempuan pejuang perkasa dari Nanggroe Aceh Darussalam yang pantang menyerah,” kata Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation, Renitasari Adrian.

Dalam monolog tersebut, lanjut dia, Ine mengenalkan sisi lain Cut Nyak Dhien yang juga merupakan seorang perempuan, seorang istri dan ibu yang tangguh. “Pentas ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan lebih dalam mengenai sosok Cut Nyak Dhien serta menginspirasi masyarakat luas melalui semangat dan kegigihan yang beliau miliki,” ujarnya.

Pertunjukan seni yang didukung Bakti Budaya Djarum Foundation ini diselenggarakan mulai dari tanggal 27 April 2018 di Gianyar, Bali kemudian berlanjut pada bulan Mei ke Makassar, Solo, dan Surabaya. Di bulan Juni, Cut Nyak Dhien akan bertandang ke Kudus sebelum ke Tasikmalaya dan Bandung pada awal Juli dan Medan di akhir Agustus serta Padang dan berakhir di Padang Panjang pada September 2018.

Dan Kamis (28/6/2018) malam, pentas Monolog Cut Nyak Dhien digelar di Universitas Muria Kudus (UMK) yang didukung oleh Forum Apresiasi Sastra dan Budaya Kudus (FASBuK) dan bekerja sama dengan Kajian Kreativitas Seni Obeng Fakultas Teknik UMK juga turut mendukung pementasan ini.

Selain pertunjukan, juga diselenggarakan workshop yang diperuntukan untuk para generasi muda teater Kudus dan sekitarnya. Dalam workshop, pengunjung mendapatkan materi tentang pemeranan dan pengkreasian dalam teater monolog. Ine yang telah berpengalaman dalam dunia seni peran, akan berbagi semangat, ilmu dan segala hal kaitannya dengang teater untuk memunculkan para bibit-bibit baru di generasi berikutnya.

“Pentas monolog ini sebagai ruang kerja fisik dan pemikiran untuk mencipta inovasi serta varian-varian sebuah paket kemasan kegiatan dalam bidang kesusasteraan dan kesenian lokal yang nantinya mampu menjadi aset atas keberagaman kebudayaan nasional dan dekat dengan masyarakat sehingga tercapai ruang bersama untuk saling berbagi, bertukar pikiran, demi sebuah cita-cita luhur tumbuhnya nilai-nilai kesadaran manusia yang berbudaya,” tutur Ketua Badan Pekerja FASBuK, Arfin AM.

“Kehadiran Sha Ine Febriyanti di Kudus dengan membawakan pentas monolog ini, tentunya memberikan pengalaman menarik bagi kami. Totalitas Sha Ine Febriyanti dalam membawakan monolog ini juga patut diacungi jempol. Kami harap kedepannya semakin banyak pelaku seni pertunjukan Indonesia yang mengadakan pentas dan berbagi pengalaman seni di Kudus,” lanjut dia.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0985 seconds (0.1#10.140)